HAPPY NEWYEAR 2013

Kamis, 04 April 2013

AYAH KAU SUNGGUH LUAR BIASA




Orang tua kandungku tinggal ayahku seorang. Ibu kandungku meninggal saat aku SMA. Sejak itu ayah berusaha keras menjadi dua orang sekaligus untuk aku dan kakakku. Ia tahu aku dan kakakku belum bisa hidup mandiri. Ia melakoni banyak pekerjaan untuk membuat keadaan kami tidak jauh berbeda dari sebelum kami kehilangan ibu.

Ini terjadi di hari pertamaku bekerja. Awalnya aku masih berpikir bahwa bekerja adalah tahapan hidup yang harus dilalui, sesederhana itu. Aku akan bekerja, mendapatkan gaji dan memberikan sebagian gajiku untuk orang tua yang selama ini membiayaiku.

Ternyata aku hanya menggunakan otak dan sibuk dengan kecemasan akan hari pertamaku sendiri. Aku ingat suatu saat aku dan sahabatku ngobrol.

"Gimana reaksi ayahmu setelah tau kamu kerja?", tanyanya.

"Hmm, biasa aja sih. Cuma kasih selamat.", jawabku.

"Oh itu sih sebenernya di balik pintu ayahmu terharu.", sahutnya.

"Hahaha.. iya mungkin. Tapi ayahku nggak pernah yang heboh-heboh gitu kok.", balasku.

Ternyata bekerja itu bukan hanya sebuah tahapan hidup di mana kita hanya melakukan sesuatu kemudian mendapatkanuang. Setengah hariku hampir habis di kantor untuk mempelajari ini dan itu. Dalam setengah hari itu pun aku berubah menjadi sosok yang lain dari kemarin.

Aku melepas segenap zona nyamanku, berusaha beradaptasi dengan lingkungan baru, mengerjakan ini dan itu. Gila, aku capek sekali. Kemarin aku masih bisa tidur siang dan nonton TV. Masih bisa menghabiskan waktu untuk bermain-main.

Aku pun teringat ayahku yang sudah tua. Ini baru sehari dan aku sudah merasakan sebegitu luar biasanya bekerja. Sedangkan ayahku? Ia sudah menempuh puluhan tahun untuk bekerja. Ia menghadapi semua untuk menghidupi kami semua. Saat melakukan sholat Ashar, aku hampir menitikkan air mata memikirkan ini. Apa saja yang sudah kulakukan untuk ayahku? Apa saja yang sudah ayahku lakukan ketika aku dengan malasnya enak-enakan tidur siang dan nongkrong membuang banyak uang?

Aku pulang malam hari itu. Sahabatku mengantarkanku pulang. Di tengah perjalanan kami kembali bercakap-cakap.

"Gimana hari pertama?"

"Hahahaha... Babak belur aku dihajar tugas dan waktu."

"Oh nggak apa-apa, nanti juga kamu terbiasa. Ayahmu pasti terharu waktu kamu ngasih gaji pertama."

Sejenak aku setuju akan pemikirannya. Namun tak lama kemudian aku membatin, "Nggak. Gaji pertamaku nggak ada apa-apanya kok. Itu nggak akan cukup membayar apa yang sudah dilakukan ayahku. Bahkan, aku bekerja ini masih satu per sejuta langkah hidup ayahku.".

Ayahku, walaupun mungkin ia tidak terharu di balik pintu, namun di balik matanya sudah menggerombol keharuan yang nyaris tak terbendung. Walaupun aku sudah besar, ia akan tetap khawatir ketika putrinya akan berangkat kerja di haripertama. Walaupun aku akan menyodorkan gaji pertamaku, itu tidak akan sebanding dengan apa yang telah ia berikan, bahkan aku masih diberi kesempatan Tuhan untuk menerima lebih banyak lagi.

Ayah, aku baru benar-benar menyadari bahwa kau benar-benar luar biasa



SUMBER

MAAFKAN AKU IBU



Alkisah di sebuah desa, ada seorang ibu yang sudah tua, hidup berdua dengan anak satu-satunya Suaminya sudah lama meninggal karena sakit Sang ibu sering kali merasa sedih memikirkan anak satu-satunya. Anaknya mempunyai tabiat yang sangat buruk yaitu suka mencuri, berjudi, mengadu ayam dan banyak lagi Ibu itu sering menangis meratapi nasibnya yang malang, Namun ia sering berdoa memohon kepada Tuhan: 

“Tuhan tolong sadarkan anakku yang kusayangi, supaya tidak berbuat dosa lagi Aku sudah tua dan ingin menyaksikan dia bertobat sebelum aku mati ”

Namun semakin lama si anak semakin larut dengan perbuatan jahatnya, sudah sangat sering ia keluar masuk penjara karena kejahatan yang dilakukannya. Suatu hari ia kembali mencuri di rumah penduduk desa, namun malang dia tertangkap Kemudian dia dibawa ke hadapan raja utk diadili dan dijatuhi hukuman pancung 

pengumuman itu diumumkan ke seluruh desa, hukuman akan dilakukan keesokan hari di depan rakyat desa dan tepat pada saat lonceng berdentang menandakan pukul enam pagi. Berita hukuman itu sampai ke telinga si ibu dia menangis meratapi anak yang dikasihinya dan berdoa berlutut kepada Tuhan 

“Tuhan ampuni anak hamba, biarlah hamba yang sudah tua ini yang menanggung dosa nya”
Dengan tertatih tatih dia mendatangi raja dan memohon supaya anaknya dibebaskan Tapi keputusan sudah bulat, anaknya harus menjalani hukuman Dengan hati hancur, ibu kembali ke rumah Tak hentinya dia berdoa supaya anaknya diampuni, 

Akhirnya dia tertidur karena kelelahan Dan dalam mimpinya dia bertemu dengan Tuhan Keesokan harinya, ditempat yang sudah ditentukan, rakyat berbondong2 manyaksikan hukuman tersebut Sang algojo sudah siap dengan pancungnya dan anak sudah pasrah dengan nasibnya

Terbayang di matanya wajah ibunya yang sudah tua, dan tanpa terasa ia menangis menyesali perbuatannya. Detik-detik yang dinantikan akhirnya tiba. Sampai waktu yang ditentukan tiba, lonceng belum juga berdentang. sudah lewat lima menit dan suasana mulai berisik, 

akhirnya petugas yang bertugas membunyikan lonceng datang Ia mengaku heran karena sudah sejak tadi dia menarik tali lonceng tapi suara dentangnya tidak ada. Saat mereka semua sedang bingung, tiba2 dari tali lonceng itu mengalir darah

Darah itu berasal dari atas tempat di mana lonceng itu diikat. Dengan jantung berdebar2 seluruh rakyat menantikan saat beberapa orang naik ke atas menyelidiki sumber darah. Tahukah anda apa yang terjadi? 

Ternyata di dalam lonceng ditemui tubuh si ibu tua dengan kepala hancur berlumuran darah dia memeluk bandul di dalam lonceng yang menyebabkan lonceng tidak berbunyi, dan sebagai gantinya, kepalanya yang terbentur di dinding lonceng. 

Seluruh orang yang menyaksikan kejadian itu tertunduk dan meneteskan air mata Sementara si anak meraung raung memeluk tubuh ibunya yang sudah diturunkan Menyesali dirinya yang selalu menyusahkan ibunya. Ternyata malam sebelumnya si ibu dengan susah payah memanjat ke atas dan mengikat dirinya di lonceng Memeluk besi dalam lonceng untuk menghindari hukuman pancung anaknya.

Kisah Ini memberikan pesan sangat besar bagi saya dan kita semua. semoga kita termasuk orang orang yang sangat menyayangi ibu kita. Ibu Maafkanlah Aku,Ibu Semoga engkau termasuk orang orang yang di ridhoi Tuhan. Semoga Hidupmu selalu dalam lindungan Tuhan. Ibu Maafkanlah Aku



ANAK KECIL YANG PANDAI BERSYUKUR


"Anak Kecil yang Pandai Bersyukur"

Suatu ketika seseorang yang sangat kaya mengajak anaknya mengunjungi sebuah kampung, dengan tujuan utama memperlihatkan kepada anaknya betapa orang-orang bisa sangat miskin. Mereka menginap beberapa hari di sebuah daerah pertanian yang sangat miskin.

Pada perjalanan pulang, sang Ayah bertanya kepada anaknya.

' Bagaimana perjalanan kali ini?'

' Wah, sangat luar biasa Ayah'

' Kau lihatkan betapa manusia bisa sangat miskin' kata ayahnya.

' Oh iya' kata anaknya

' Jadi, pelajaran apa yang dapat kamu ambil?' tanya ayahnya.

Kemudian si anak menjawab. ' saya saksikan bahwa kita hanya punya satu anjing, mereka punya empat.

Kita punya kolam renang yang luasnya sampai ketengah taman kita dan mereka memiliki telaga yang tidak ada batasnya.

Kita mengimpor lentera-lentera di taman kita dan mereka memiliki bintang-bintang pada malam hari.

Kita memiliki patio (taman yang terletak di tengah atau di dalam rumah) sampai ke halaman depan, dan mereka memiliki cakrawala secara utuh.

Kita memiliki sebidang tanah untuk tempat tinggal dan mereka memiliki ladang yang melampaui pandangan kita.

Kita punya pelayan-pelayan untuk melayani kita, tapi mereka melayani sesamanya.

Kita membeli untuk makanan kita, mereka menumbuhkannya sendiri.

Kita mempunyai tembok untuk melindungi kekayaan kita dan mereka memiliki sahabat-sahabat untuk saling melindungi.'

Mendengar hal ini sang Ayah tak dapat berbicara.

Kemudian sang anak menambahkan 'Terimakasih Ayah, telah menunjukan kepada saya betapa miskinnya kita.'

Betapa seringnya kita melupakan apa yang kita miliki dan terus memikirkan apa yang tidak kita punya. Apa yang dianggap tidak berharga oleh seseorang ternyata merupakan dambaan bagi orang lain. Semua ini berdasarkan kepada cara pandang seseorang. Membuat kita bertanya apakah yang akan terjadi jika kita semua bersyukur sebagai rasa terima kasih kita atas semua yang telah disediakan untuk kita daripada kita terus menerus khawatir untuk meminta lebih.