HAPPY NEWYEAR 2013

Senin, 11 November 2013

JANGAN PERNAH MENYAKITI WANITA




Seringkali wanita menangis karena pria, entah karena dikecewakan oleh sikapnya, atau dilukai dengan perkataannya, bahkan ditinggalkan.
Ada sebuah renungan yang mungkin sangat berarti untuk dibagikan pada seluruh sahabat agar lebih menghormati dan menghargai wanita.
Suatu hari, seorang pria berdoa dalam keadaan marah dan emosi. Ia sebal pada pasangannya yang seringkali menangis dan memanfaatkan air mata di setiap perdebatannya. Ia bosan. Sungguh bosan.
Tak mau terlibat dalam emosi yang negatif, iapun sujud dan berdoa, meminta pertolongan pada Tuhan.
“Tuhan, mengapa sih wanita sering menangis? Aku bosan dan jenuh melihat dan mendengarnya,” keluh pria itu.
Jawab Tuhan kepadanya:

“Karena wanita itu unik. AKU menciptakannya tidak sama seperti kamu. Ia adalah makhluk yang istimewa.
KU kuatkan bahunya untuk menjaga anak-anakmu kelak.
KU lembutkan hatinya untuk memberimu rasa aman.
KU kuatkan rahimnya untuk menyimpan benih manusia.
KU teguhkan pribadinya untuk terus berjuang saat yang lain menyerah.
KU beri naluri untuk tetap menyayangi walau dikhianati dan disakiti oleh orang yang disayangi.
KU hembuskan kasih sayang agar ia bisa mencurahimu dengan perhatian.
KU buat matanya lentik karena ia akan menjadi jendela kedamaian.
KU buat senyumnya merekah seperti mahkota bunga untuk membuatmu tetap mengingat indahnya dunia.
KU buat tangannya terampil untuk menjagamu agar tak pernah kekurangan.
Tapi jika suatu saat ia menangis.
Itu karena AKU memberikannya air mata untuk membasuh luka batin dan memberikan kekuatan yang baru. Bukanlah sebuah tanda kelemahan dan kekalahan.”
Pria itupun tertegun sejenak. Diambilnya langkah bergegas, dipeluk dan diusapnya air mata di pipi orang yang dicintainya. “Aku akan membantumu menghapus luka batin itu…”
Jadi, jangan pernah menyakiti wanita.


SUMBER

Jumat, 08 November 2013

IBU BERBOHONG 8 KALI



8 KEBOHONGAN IBU YANG PALING KU HARGAI......

 


Sukar untuk orang lain percaya, tapi itulah yang terjadi, ibu saya memang seorang pembohong!. Sepanjang ingatan saya sekurang-kurangnya 8 kali ibu membohongi saya. Saya perlu catatkan segala pembohongan itu untuk dijadikan renungan teman's sekalian. Cerita ini bermula ketika saya masih kecil. Saya lahir sebagai seorang anak lelaki dalam sebuah keluarga sederhana. Makan minum serba kekurangan.

Pembohongan Ibu yang Pertama
Kami sering kelaparan. Adakalanya, selama beberapa hari kami terpaksa makan ikan asin satu keluarga. Sebagai anak yang masih kecil, saya sering merengut. Saya menangis, ingin nasi danlauk yang banyak. Tapi ibu pintar berbohong. Ketika makan, ibu sering membagikan nasinya untuk saya. Sambil memindahkan nasi ke mangkuk saya, ibu berkata : “Makanlah nak ibu tak lapar.”

Pembohongan Ibu yang Kedua
Ketika saya mulai besar, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di sungai sebelah rumah. Ibu berharap dari ikan hasil pancingan itu dapat memberikan sedikit makanan untuk membesarkan kami. Pulang dari memancing, ibu memasak ikan segar yang mengundang selera. Sewaktu saya memakan ikan itu, ibu duduk disamping kami dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang bekas sisa ikan yang saya makan tadi.

Saya sedih melihat ibu seperti itu. Hati saya tersentuh lalu memberikan ikan yg belum saya makan kepada ibu. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya. Ibu berkata : “Makanlah nak, ibu tak suka makan ikan.”

Pembohongan Ibu yang Ketiga
Di awal remaja, saya masuk sekolah menengah. Ibu biasa membuat kue untuk dijual sebagai tambahan uang saku saya dan abang. Suatu saat, pada dinihari lebih kurang pukul 1.30 pagi saya terjaga dari tidur. Saya melihat ibu membuat kue dengan ditemani lilin di hadapannya. Beberapa kali saya melihat kepala ibu terangguk karena ngantuk. Saya berkata : “Ibu, tidurlah, esok pagi ibu kan pergi ke kebun pula.” Ibu tersenyum dan berkata : “Cepatlah tidur nak, ibu belum ngantuk.”

Pembohongan Ibu yang Keempat
Di akhir masa ujian sekolah saya, ibu tidak pergi berjualan kue seperti biasa supaya dapat menemani saya pergi ke sekolah untuk turut menyemangati. Ketika hari sudah siang, terik panas matahari mulai menyinari, ibu terus sabar menunggu saya di luar. Ibu seringkali saja tersenyum dan mulutnya komat-kamit berdoa kepada Illahi agar saya lulus ujian dengan cemerlang. Ketika lonceng berbunyi menandakan ujian sudah selesai, ibu dengan segera menyambut saya dan menuangkan kopi yang sudah disiapkan dalam botol yang dibawanya. Kopi yang kental itu tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang ibu yang jauh lebih kental. Melihat tubuh ibu yang dibasahi peluh, saya segera memberikan cawan saya itu kepada ibu dan menyuruhnya minum. Tapi ibu cepat-cepat menolaknya dan berkata : “Minumlah nak, ibu tak haus!”.

Pembohongan Ibu yang Kelima
Setelah ayah meninggal karena sakit, selepas saya baru beberapa bulan dilahirkan, ibulah yang mengambil tugas sebagai ayah kepada kami sekeluarga. Ibu bekerja memetik cengkeh di kebun, membuat sapu lidi dan menjual kue-kue agar kami tidak kelaparan. Tapi apalah daya seorang ibu. Kehidupan keluarga kami semakin susah dan susah. Melihat keadaan keluarga yang semakin parah, seorang tetangga yang baik hati dan tinggal bersebelahan dengan kami, datang untuk membantu ibu. Anehnya, ibu menolak bantuan itu… Para tetangga sering kali menasihati ibu supaya menikah lagi agar ada seorang lelaki yang menjaga dan mencarikan nafkah untuk kami sekeluarga… Tetapi ibu yang keras hatinya tidak mengindahkan nasihat mereka. Ibu berkata : “Saya tidak perlu cinta dan saya tidak perlu laki-laki”.

Pembohongan Ibu yang Keenam
Setelah kakak-kakak saya tamat sekolah dan mulai bekerja, ibu pun sudah tua. Kakak-kakak saya menyuruh ibu supaya istirahat saja di rumah. Tidak lagi bersusah payah untuk mencari uang. Tetapi ibu tidak mau. Ibu rela pergi ke pasar setiap pagi menjual sedikit sayur untuk memenuhi keperluan hidupnya. Kakak dan abang yang bekerja jauh di kota besar sering mengirimkan uang untuk membantu memenuhi keperluan ibu, pun begitu ibu tetap berkeras tidak mau menerima uang tersebut. Malah ibu mengirim balik uang itu, dan ibu berkata : “Jangan susah-susah, ibu ada uang”.

Pembohongan Ibu yang Ketujuh
Setelah lulus kuliah, saya melanjutkan lagi untuk mengejar gelar sarjana di luar Negeri. Kebutuhan saya di sana dibiayai sepenuhnya oleh sebuah perusahaan besar. Gelar sarjana itu saya sudahi dengan cemerlang, kemudian saya pun bekerja dengan perusahaan yang telah membiayai sekolah saya di luar negeri. Dengan gaji yang agak lumayan, saya berniat membawa ibu untuk menikmati penghujung hidupnya bersama saya di luar negara. Menurut hemat saya, ibu sudah puas bersusah payah untuk kami. Hampir seluruh hidupnya habis dengan penderitaan, pantaslah kalau hari-hari tuanya ibu habiskan dengan keceriaan dan keindahan pula. Tetapi ibu yang baik hati, menolak ajakan saya. Ibu tidak mau menyusahkan anaknya ini dengan berkata; “Tak usahlah nak, ibu tak bisa tinggal di negara orang”.

Pembohongan Ibu yang Kedelapan
Beberapa tahun berlalu, ibu semakin tua. Suatu malam saya menerima berita ibu diserang penyakit liver, yang  telah akut. Dan dokterpun sudah angkat tangan seraya berkata rasanya hanya mukjizat yang dapt kami harapkan . Saya yang ketika itu berada jauh di jakarta. Saat itu sedang ada tugas dari kantor untuk survei tempat. Sayapun mendapat telpepone dari beberapa saudara agar dapat segera pulang menjenguk kondisi ibu. Namun waktu saya teplepon ibu, beliau berkata "sudahlah nak kamu teruskan pekerjaan kamu, Ibu tidak apa-apa". Ketika malam hari dalam tidur saya bermimpi segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Saya melihat ibu terbaring lemah di rumah sakit, setelah menjalani pembedahan. Ibu yang kelihatan sangat tua, menatap wajah saya dengan penuh kerinduan. Ibu menghadiahkan saya sebuah senyuman biarpun agak kaku karena terpaksa menahan sakit yang menjalari setiap inci tubuhnya. Saya dapat melihat dengan jelas betapa kejamnya penyakit itu telah menggerogoti tubuh ibu, sehingga ibu menjadi terlalu lemah dan kurus. Saya menatap wajah ibu sambil berlinangan air mata. Saya cium tangan ibu kemudian saya kecup pula pipi dan dahinya. Di saat itu hati saya terlalu pedih, sakit sekali melihat ibu dalam keadaan seperti ini. Tetapi ibu tetap tersenyum dan berkata : “Jangan menangis nak, ibu tak sakit”. Dan ironinya begit saya terbangun apa yang ada di hadapan saya adalah sosok ibunda yang tengah tidur dengan teramat pulas penuh dengan kedamaian dan dengan wajah tersenyum,... sekali lagi ibu berbohong kepadaku karena tak kuasa saya menahan linangan air mata di pelulupk ini,,,,,,

Setelah mengucapkan pembohongan yang kedelapan itu, ibunda tercinta menutup matanya ntuk terakhir kali. Dibalik kebohongannya, tersimpan cintanya yang begitu besar bagi anak2nya.

Teman's beruntung karena masih mempunyai orangtua… Anda boleh memeluk dan menciumnya. Kalau orangtua anda jauh dari mata, anda boleh menelponnya sekarang, dan berkata, “Ibu/Ayah, saya sayang ibu/ayah”. Tapi tidak saya lakukan, hingga kini saya diburu rasa bersalah yang amat sangat karena biarpun saya mengasihi ibu lebih dari segala-galanya, tapi tidak pernah sekalipun saya membisikkan kata-kata itu ke telinga ibu, sampailah saat ibu menghembuskan nafasnya yang terakhir.

Ibu, maafkan saya. Saya sayang ibu…



 SUMBER





Kamis, 07 November 2013

SURAT SEORANG AYAH UNTUK PUTERINYA



Sebuah surat ditulis oleh Dr. Kelly Flanigan untuk anak perempuannya. Berharap surat tersebut akan dibaca oleh anaknya saat ia dewasa kelak.
Sebenarnya hal itu dilakukan Dr. Kelly karena gemas saja membaca tips-tips percintaan jaman sekarang, apalagi saat membaca bagaimana seorang wanita harus membuat pria selalu tertarik kepadanya. Tiba di bacaan artikel tersebut, Dr Kelly mengambil secarik kertas dan menuangkan pemikiran ala prianya di sana. Well, kira-kira surat yang ditulis olehnya berisi sebagai berikut, seperti dikutip dari MSN dan diadaptasi sesuai dengan bahasa Indonesia.

Putriku yang tercinta,

Beberapa waktu ini kami iseng membaca beberapa artikel yang kami temukan lewat hasil searching di Google. Mata kami terhenti ketika membaca sebuah artikel berjudul 'Cara Membuat Pria Selalu Tertarik Pada Anda'. Dan hal itu terus menerus mengganggu pikiranku, karena aku begitu mengkhawatirkanmu kelak.

Sebut saja aku ayah yang over protect, tetapi hal itu membuatku marah. Membuatku tak terima, kenapa harus kamu yang bersusah payah untuk membuat orang yang mencintaimu selalu tertarik padamu?

Sayangku, kuberitahukan kepada dirimu. Bahwa bukanlah tugasmu untuk membuat kekasihmu selalu tertarik dan mengagumimu.

Tugasmu semata-mata adalah melihat ke dalam jiwamu, yang terkadang dipenuhi dengan ego, kekosongan diri, serta penolakan yang bisa membuat dirimu jadi tidak berarti. Dan kau harus bisa melawan hal-hal negatif tersebut untuk tetap menjadi dirimu lagi.

Jika kau bisa menghargai diri sendiri, dan menemukan sisi menarik di dalam dirimu, maka kau akan menjadi bunga yang selalu dikelilingi kumbang. Yang membuat semua pria tertarik dan bertekuk lutut, serta ingin menghabiskan hidupnya denganmu.

Sayangku, aku juga ingin kau tahu, bahwa pria yang pantas mendampingi dirimu adalah pria yang selalu bisa menemukan ketertarikannya padamu, tanpa kau harus repot-repot menunjukkan hal itu padanya.

Aku bahkan tidak peduli, apakah saat di meja makan nanti ia akan meletakkan sikunya di meja makan. Yang terpenting, ia haruslah menjadi pria yang selalu tak bosan memandangi wajahmu, menemukan sudut-sudut senyummu.

Aku juga tidak peduli, apakah ternyata ia bukanlah pria yang pandai bermain golf denganku. Karena bagiku yang terpenting, ia bisa menemani anak-anaknya bermain dan memberikan waktu terbaik untuk keluarganya.

Aku juga tidak peduli, kalau ternyata ia tidak memiliki penghasilan yang besar. Karena bagiku yang terpenting ia harus menjadi pria yang bisa mengikuti suara hatinya untuk selalu kembali padamu, sesibuk apapun dirinya.

Aku juga tidak peduli apakah ia pria yang kuat atau tidak. Karena yang terpenting adalah, ia punya kekuatan untuk selalu membangun cintanya di hatimu.

Aku juga tidak peduli, partai mana yang ia pilih. Karena yang terpenting, setiap ia bangun di pagi hari, ia akan selalu memilih keluarga dan dirimu sebagai tempat berlindung baginya.

Aku juga tak peduli pada warna kulitnya, karena yang terpenting ia adalah pria yang bisa melukiskan kesabaran, pengorbanan, serta kelembutan di dalam hubungan kalian.

Aku juga tak peduli, ia terlahir dan dibesarkan dari agama apa, atau bahkan ia tak pernah punya agama sekalipun, karena yang terpenting ia tahu bagaimana cara menghargai setiap momen di hidupnya bersamamu. Hanya bersamamu.

Sayangku,

Apabila kelak kau bertemu dengan pria seperti itu, dan ternyata ia tak punya ketertarikan yang sama denganku. Yang kau perlu tahu adalah, sebenarnya kami punya satu hal terpenting yang sama di hidup kami, yakni

dirimu...

Dan yang tak boleh kau lupakan adalah, satu-satunya hal yang perlu kau lakukan untuk membuatnya selalu tertarik padamu adalah selalu menjadi dirimu.

Dengan penuh cinta,

pria yang selalu menjadi pengagum abadimu,


 Ayah.


SUMBER dalam bhs Inggris


CINTA YANG MENYEMBUHKAN




John dan Jessica telah 7 tahun menikah. Mereka saling mencintai, namun jessica menyembunyikan cintanya, karena pernah dilukai oleh pria yang pernah dicintainya.
Di hari pertama pernikahan mereka, Jessica bangun siang dan tidak sempat menyiapkan sarapan. Sepulang dari kantor, Jessica menyajikan spageti yang tidak disukai John, tapi John memakannya sambil tersenyum.

Malam itu, di saat Jessica telah terlelap John berdoa, “Tuhan, di hari pertama pernikahan kami Jessica bangun kesiangan, sebenarnya aku begitu ingin bercakap-cakap bersamanya di meja makan…”

Di tahun kedua John pernah membangunkan Jessica untuk berdoa bersama, namun istrinya menolak dan lebih memilih melanjutkan tidurnya, akhirnya ia berdoa seorang diri. Saat berjalan ke taman, Jessica menepis rangkulan John. Jessica melihat kekecewaan di mata suaminya, namun tidak melakukan apapun untuk mengobatinya.

Di tahun ketiga mereka mempunyai seorang putra, Mark. Sejak itu Jessica tidak lagi terbiasa berdoa sebelum tidur bersama John. Jessica pernah membentak John ketika ia langsung menggendong Mark tanpa mencuci tanganlebih dulu.

Di tahun keempat, Jessica lupa untuk membuat masakan kesukaan John di hari ualng tahunnya, yaitu black forest dengan coklat dan ceri diatasnya.

Di tahun kelima Jessica sangat marah, bahkan menampar John karena Mark sakit setelah mereka pulang dari berenang. Jessica mengancam akan meninggalkan John apabila terjadi sesuatu dengan Mark. Jessica melihat butiran air bening mengalir di pipi John, namun ia seolah tidak perduli pada perasaan John. di rumah sakit John Berdoa “Tuhan, tadi Jessica menamparku karena lalai menjaga Mark sehingga putra kami sakit. Belum pernah Jessica bersikap kasar seperti itu kepadaku. Tapi tidak apa-apa, mungkin Jessica sangat kuatir terhadap Mark. Tapi aku begitu terluka saat ia mengatakan akan meninggalkanku.”

Di tahun keenam Jessica semakin menjaga jarak dengan John setelah kehadiran Rebecca, putri mereka, ia bahkan jarang menemani John makan malam. Tapi malaikat tahu bahwa setiap malam setelah Jessica terlelap di peraduan, John berdoa untuk kebahagian istrinya.

Tahun ketujuh, Jessica tidak lagi mengindahkan kebiasaannya mencium kening suaminya sebelum berangkat ke kantor. Hari itu, ketika Jessica tidak mengucapkan “I Love you” untuk pertama kalinya selama 7 tahun pernikahan mereka, John mengalami kecelakaan sampai koma. Jesicca begitu terguncangdan takut kehilangan John yang dicintainya. Ia tidak beranjak dari sisi John, tangannya menggenggam erat jemari suaminya dan bibirnya terus mengucapkan “I Love You John.”
karena begitu sedih dan lelah, akhirnya Jessica tertidur. Seorang malaikat membawa Jessica melihat setiap malam di mana John mendoakannya. Saat terjaga Jessica tersungkur, ia minta ampun pada Tuhan dan mohon diberi kesempatan bisa melayani John dengan penuh cinta.

Mujizat terjadi, John sadarkan diri dan Jessica langsung mendekap erat suaminya begitu erat. John bisa merasakan cinta yang menyembuhkannya, cinta dari belahan jiwanya yang mau diubahkan.


SUMBER

ARTI KESETIAAN ( MOTIVASI )




Kisah nyata yang bagus sekali untuk contoh kita semua yang saya dapat dari millis sebelah (kisah ini pernah ditayangkan di MetroTV).

Ini cerita nyata, beliau adalah Bp. Eko Pratomo Suyatno, Direktur Fortis Asset Management yg sangat terkenal di kalangan Pasar Modal dan Investment, beliau juga sangat sukses dlm memajukan industri Reksadana di Indonesia. Apa yg diutarakan beliau adalah sangat benar sekali. Silakan baca dan dihayati.

Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja bahkan sudah mendekati malam, Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua.Mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Mereka dikarunia 4 orang anak.




Disinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan anak keempat tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Itu terjadi selama 2 tahun. Menginjak tahun ke tiga, seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang, lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja, dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum.

Untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. Sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas waktu maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yg dia alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, Pak Suyatno sudah cukup senang, bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.

Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke 4 buah hati mereka, sekarang anak2 mereka sudah dewasa, tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari, ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah, sudah tinggal dengan keluarga masing-masing dan Pak Suyatno memutuskan ibu mereka dia yang merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil.

Dengan kalimat yang cukup hati-hati anak yg sulung berkata “Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu, tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak, bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu”.

Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata-kata: “sudah yang keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak, dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak. Kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian”.

Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak-anaknya: “Anak-anakku… Jikalau perkawinan & hidup di dunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah.. tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian. Sejenak kerongkongannya tersekat, kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat dihargai dengan apapun.”

“Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaannya seperti ini? Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang, kalian menginginkan bapak yang masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain? Bagaimana dengan ibumu yg masih sakit.”

Sejenak meledaklah tangis anak-anak pak suyatno. Merekapun melihat butiran-butiran kecil jatuh dipelupuk mata ibu Suyatno. Dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu.

Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Suyatno, kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yang sudah tidak bisa apa-apa.

Disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yang hadir di studio, kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru. Disitulah Pak Suyatno bercerita..” Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi (memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian) itu adalah kesia-siaan”.

“Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu-lucu. Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama. Dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit…”

**moga cerita ini bermanfaat untuk anda renungkan arti kesetiaan



SUMBER

LI ZHENGJIE MENGGENDONG SUAMI MENGAJAR 17 TH





Seorang istri berjuang membantu suaminya seorang guru yang lumpuh dengan cara menggendong menuju tempat mengajar selama lebih dari 17 tahun Du Chanyun adalah seorang guru di kampung Dakou kota Liushan, tepatnya di pedalaman pegunungan Tuniu. Chanyun adalah tumpuan harapan dari 500 KK yang tersebar di kampung Dakou.

Tahun 1981, setelah lulus SMA, ketika itu usianya 19 tahun, Chanyun memutuskan menjadi seorang guru SD di kampung Dakou. Pria asal kampung Nancao, Provinsi Henan ini adalah seorang guru yang gigih. Selama sepuluh tahun, setiap bulan dia hanya memperoleh gaji guru sebesar 6.5 Yuan Renmibi (sekitar Rp. 7.000).

Suatu hari, di tahun 1990, bencana datang menimpanya. Saat itu adalah musim panas. Hujan badai membasahi ruangan kelas sekolahnya. Biasanya, di liburan musim panas, orang-orang di kampung itu mengumpulkan uang untuk memperbaiki sekolah, Du Chanyun begitu bersemangat bekerja, kehujanan pun tetap kerja memindahkan batu, seluruh badan basah kuyup.

Akhirnya pada suatu hari, dia jatuh sakit, sakit berat karena kehujanan dan capek. Sayangnya, setelah sembuh ia mendapatkan tubuhnya dia sudah tidak mampu dibuat berdiri lagi. Tubuh sisi kirinya tidak dapat digerakkan. Meski begitu, ia khawatir, mengajar akan menjadi sebuah mimpi yang jauh baginya.

Istrinya, Li Zhengjie merasakan isi hati sang suami. Untuk menentramkannya, Li mengatakan, “Kamu jangan kuatir, kamu tidak bisa jalan, sampai panggung pun saya akan menggendongmu,” demikian ujar wanita dari kampung yang buta huruf ini.

Menopang Suami

Tak urung, Li memikul tanggung jawab keluarga. Setiap hari, ia harus menggendong suaminya menjadi seorang guru dari rumah sampai sekolah yang jaraknya 6 mil. Sejak 1 September 1990, jadwal hidup Li seperti ini. Setiap hari mulai pagi-pagi, Li Zhengjie bangun menanak nasi, membangunkan 4 anggota keluarganya dan menyiapkan mereka makanan. Setelah makan, ia harus menggendong suaminya berangkat mengajar.

Di sepanjang jalan, Li meraba, merangkak jatuh bangun sampai tiba di sekolah. Di sekolah, Li menempatkan suaminya di kursi lalu menitip pesan ke beberapa murid yang agak besar lantas bergesa-gesa pulang. Maklum, di rumah masih ada sawah yang menunggunya untuk dikerjakan. Sejak memikul tanggung jawab mengendong suaminya, ada dua hal yang paling dia takuti adalah musim panas dan musim dingin.

Rumah Du Chanyun berada pada Barat Selatan sekolah, walaupun jarak dari rumahnya ke sekolah hanya 3 mil, namun tidak ada jalan lain, selain dari jalan tikus, dengan batu-batuan yang berserakan, ranting-ranting pohon, sungai kecil.

Hampir Terpeleset ke Sungai

Pada suatu hari di musim panas, saat itu, baru saja turun hujan lebat, Li Zhengjie seperti hari biasa menggendong suaminya berangkat. Air sungai saat itu melimpah menutup batu injakkan kakinya. Li Zhengjie sudah hati-hati meraba-raba batu pijakan, namun tidak disangka ia tergelincir. Arus sungai yang deras menghanyutkan mereka sampai 10 meter lebih.

Untung tertahan oleh ranting pohon yang melintang di hulu sungai. Setelah lebih kurang setengah jam, ayahnya yang merasa khawatir akhirnya datang mencari, mereka ditarik, anak dan menantunya baru berhasil diselamatkan. Li lolos dari ancaman maut.

Dalam beberapa tahun ini, Li Zhengjie terus menggendong suaminya. Entah sudah berapa kali ia jatuh bangun. Pernah suaminya jatuh di posisi bawah. Kadang-kadang Li Zhengjie jatuh di posisi bawah. Suatu hari Li Zhengjie punya akal, setiap jatuh dia berusaha duluan menjatuhkan tubuhnya yang kekar menahan batu yang mengganjal. Li Zhengjie telah berjuang membantu suaminya siang dan malam. Ia bekerja keras dan capek. Sang suami, melihat dengan jelas perjuangan istrinya itu. Hati Du Chanyun merasa iba.

Sang Suami Menggugat Cerai

Pada tahun 1993, Du Chanyun memulai rencana buruk agar sang istri meninggalkannya.Ia tak ingin sang istri menderita. Untuk mencapai tujuan ini, dia mengubah karakternya, sengaja ia mencari gara-gara untuk bertengkar. Du Chanyun, mulai memakinya. Tentu saja Li Zhengjie merasa tertekan. Setelah 2 kali ribut besar, mereka sungguh-sungguh akan bercerai.

Di hari perceraian yang ditunggu, Li Zhengjie menggendong suaminya naik sepeda. Ia sangat berhati-hati mendorong suaminya ke kelurahan setempat. Semua orang sangat mengenal sepasang suami-istri yang dikenal akrab ini. Begitu melihat tampang keduanya, semua orang makin gembira.

“Saya tidak pernah melihat wanita menggendong suaminya ke lurah minta cerai, kalian pulang saja,” ujar pihak kelurahan. Setelah keributan minta perceraian tenang kembali, Li Zhengjie hanya mengucapkan sepatah kata pada suaminya.

“Walaupun nanti kamu tidak bisa bangun lagi, saya juga akan menggendong kamu sampai tua.”

Tidak Pernah Sekalipun Bolos Mengajar

Kondisi di sekolah tempat Du Chanyun mengajar sangat parah. Meski demikian, kedua pasang suami istri bisa memberikan pendidikan yang baik buat anak-anak. Di sekolah itu, pendidikan sangat kurang baik. Tidak ada alat musik dan tidak ada poliklinik. Namun Du Guangyun menggunakan daun membuat irama musik buat anak-anak. Li Zhengjie naik ke gunung mencari obat ramuan, pada musim panas dia memasak obat pendingin buat anak-anak, pada musim dingin masak obat anti flu buat anak-anak.

Di bawah bantuan istri, dalam 17 tahun, hari demi hari, tidak terhalangi oleh angin hujan, tidak pernah bolos satu kali pun. Suatu hal yang menggembirakan, data yang terkumpul dari kepala sekolah tentang hasil ujian negeri bulan April, tingkat siswa yang lulus dari sekolah SD tersebut mencapai 100 %. Tahun lalu ketika ujian masuk perguruan tinggi, ada 4 orang siswa yang dulu pernah diajari dia masuk ke perguruan tinggi, tahun ini ada 4 lagi yang lulus masuk masuk spesialis.

Kini, setiap hari raya Imlek, murid-muridnya sengaja pulang ke kampung menjenguk bapak dan ibu gurunya, masalah tersebut menjadi peristiwa yang sangat menggembirakan bagi sepasang suami istri guru ini.
 
 

GAO QINBAO KUNYAHKAN MAKANAN UNTUK IBU YANG LUMPUH



Seperti dilansir dari Daily Mail yang dimuat Liputan6.com, Selasa (24/9/2013), mungkin bocah laki-laki itu begitu senang melihat sang ibu yang kembali sadar setelah koma selama 2 tahun. Dan dengan cara itulah mungkin yang ia bisa lakukan saat ini.

Zhang Rongxiang mengalami koma pasca kecelakaan yang dialaminya di Shuyang county, Provinsi Jiangsu, China pada 3 tahun lalu. Ketika itu ia sedang hamil, namun dokter yang merawatnya mengatakan Zhang tak bisa pulih. Jadi dokter hanya menunggu janin dalam kandungan Zhang berkembang hingga bisa dikeluarkan dari rahimnya.

Selama 5 bulan ke depan, suami Zhang yakni Gao Dejin merawatnya di rumah. Lalu petugas medis yang mampu melakukan operasi caesar untuknya datang, dan melakukan operasi untuk mengelurakan Gao Qianbo dari rahimnya.
Beruntung, sang bayi bisa diselamatkan meski lahir dengan proses caesar. Ia juga sama sekali tak mengalami trauma pasca-kecelakaan yang dialami sang ibu.
Sejak saat itulah, Gao Qianbo menghabiskan waktunya di samping tempat tidur sang ibu.



Saat usia Gao Qianbo 2 tahun, dokter yang memeriksanya Zhang heran karena melihat pasiennya terbangun dari tidur panjangnya saat mendengar suara buah hatinya pada bulan Mei tahun ini. Lalu setelahnya, Zhang pun hidup normal meski tak bisa mencerna makanan dalam bentuk padat.

 Ia juga tak bisa mengunyah makanannya sendiri.
Untuk menghindari makanan seperti bubur rumah sakit, ia diberi makanan biasa yang Gao Qianbo kunyah hingga lembut dan disuapinya ke mulut sang ibu.

Pemandangan itu tentu mengharukan siapa saja yang melihatnya. Bagaimana bisa bocah sekecil itu bisa melakukannya tanpa bantuan?


Pengabdiannya kepada sang ibu tertangkap kamera untuk pertama kalinya, sejak Zhang Rongxiang terbangun dari keadaan cacat.

Sejauh ini, Zhang dan keluarga kecilnya bertahan hidup dengan bantuan pemerintah dan dukungan para kerabat serta teman-teman yang baik hati. (Tnt/Mut)

SUMBER

Rabu, 06 November 2013

ANAK KECIL PENJAJA KUE




Seorang pemuda yang sedang lapar pergi menuju restoran jalanan dan ia pun menyantap makanan yang telah dipesan. Saat pemuda itu makan datanglah seorang anak kecil laki-laki menjajakan kue kepada pemuda tersebut, "Pak mau beli kue, Pak?" Dengan ramah pemuda yang sedang makan menjawab "Tidak, saya sedang makan".

    Anak kecil tersebut tidaklah berputus asa dengan tawaran pertama. Ia tawarkan lagi kue setelah pemuda itu selesai makan, pemuda tersebut menjawab "Tidak dik saya sudah kenyang".

    Setelah pemuda itu membayar ke kasir dan beranjak pergi dari warung kaki lima, anak kecil penjaja kue tidak menyerah dengan usahanya yang sudah hampir seharian menjajakan kue buatan bunda. Mungkin anak kecil ini berpikir "Saya coba lagi tawarkan kue ini kepada bapak itu, siapa tahu kue ini dijadikan oleh-oleh buat orang dirumah". Ini adalah sebuah usaha yang gigih membantu ibunda untuk menyambung kehidupan yang serba pas-pasan ini.

    Saat pemuda tadi beranjak pergi dari warung tersebut anak kecil penjaja kue menawarkan ketiga kali kue dagangan. "Pak mau beli kue saya?", pemuda yang ditawarkan jadi risih juga untuk menolak yang ketiga kalinya, kemudian ia keluarkan uang Rp 1.500,- dari dompet dan ia berikan sebagai sedekah saja.

    "Dik ini uang saya kasih, kuenya nggak usah saya ambil, anggap saja ini sedekahan dari saya buat adik". Lalu uang yang diberikan pemuda itu ia ambil dan diberikan kepada pengemis yang sedang meminta-minta. Pemuda tadi jadi bingung, lho ini anak dikasih uang kok malah dikasihkan kepada orang lain. "Kenapa kamu berikan uang tersebut, kenapa tidak kamu ambil?".

    Anak kecil penjaja kue tersenyum lugu menjawab, "Saya sudah berjanji sama ibu di rumah, ingin menjualkan kue buatan ibu, bukan jadi pengemis, dan saya akan bangga pulang ke rumah bertemu ibu kalau kue buatan ibu terjual habis. Dan uang yang saya berikan kepada ibu hasil usaha kerja keras saya. Ibu saya tidak suka saya jadi pengemis".

    Pemuda tadi jadi terkagum dengan kata-kata yang diucapkan anak kecil penjaja kue yang masih sangat kecil buat ukuran seorang anak dan sudah punya etos kerja bahwa "kerja itu adalah sebuah kehormatan", kalau dia tidak sukses bekerja menjajakan kue, ia berpikir kehormatan kerja di hadapan ibunya mempunyai nilai yang kurang. Suatu pantangan bagi ibunya, bila anaknya menjadi pengemis, ia ingin setiap ia pulang ke rumah melihat ibu tersenyum menyambut kedatangannya dan senyuman bunda yang tulus ia balas dengan kerja yang terbaik dan menghasilkan uang.

    Kemudian pemuda tadi memborong semua kue yang dijajakan lelaki kecil, bukan karena ia kasihan, bukan karena ia lapar tapi karena prinsip yang dimiliki oleh anak kecil itu "kerja adalah sebuah kehormatan".

Semoga Kisah Mengharukan Anak Kecil Penjaja Kue  di atas bisa menyadarkan kita tentang arti pentingnya kerja. Bukan sekadar untuk uang semata, tetapi adalah KEHORMATAN. Jangan sampai mata kita menjadi "hijau" karena uang sampai akhirnya melupakan apa arti pentingnya kebanggaan profesi dan Kehormatan yg kita miliki. Sekecil apapun profesi itu, kalau kita kerjakan dengan sungguh-sungguh, pasti akan berarti besar.. 



SUMBER

RAJA DAN ANJING GANAS



Seorang raja memiliki 10 anjing ganas utk menghukum menterinya yg salah.

Jika Raja tdk berkenan maka menteri yg salah akan dilempar ke kandang agar dicabik olh anjing² ganas tsb.

Suatu hari seorang menteri membuat keputusan salah dan murkalah Raja.

Maka diperintahkan agar menteri dimasukkan ke kandang anjing ganas.

Menteri berkata: "Paduka, sy tlah mengabdi padamu selama 10 th, tapi paduka tega menghukumku begini.
Atas pengabdianku selama ini sy hanya minta waktu penundaan hukuman 10 hari saja".

Sang Raja pun mengabulkannya.
Sang menteri bergegas menuju kandang anjing² tsb dan meminta izin kpd penjaga utk mengurus anjing² yg ganas tsb.

Ketika ditanya utk apa ?

Sang Mentri menjawab: "Setelah 10 hari nanti engkau akan tahu''.

Karena tahu itu menteri maka diizinkan.

Selama 10 hari itu menteri memelihara, mendekati, memberi makan bahkan akhirnya bisa memandikan anjing² tsb hingga menjadi sangat jinak padanya.

Tibalah waktu eksekusi, disaksikan Raja dimasukkanlah sang menteri ke kandang anjing, tetapi Raja kaget saat melihat anjing² itu justru jinak padanya.

Maka dia bertanya apa yg tlah dilakukan sang menteri pada anjing² tsb ?

Jawab menteri:"Saya telah mengabdi pada anjing² ini selama 10 hari dan mereka tdk melupakan jasaku.
Tapi paduka… Saya telah mengabdi padamu selama 10 tahun, tapi paduka tega menjatuhkan hukuman ini pd saya".

Terharulah raja, sampai menetes airmata, lalu dibebaskanlah sang menteri dari hukuman & dimaafkan.

Setiap kita agar tdk mudah mengingkari & melupakan berbagai kebaikan yg diterima dr orang² terdekat kita, hanya krn kejadian sesaat yg tdk mengenakkan.

Jangan mudah pula kita menghapus kenangan & persahabatan yg telah terukir bertahun2 lamanya hanya krn hal² kecil yg kurang kita sukai darinya saat ini.

Semoga bermanfaat.
 
SUMBER